Pada dahulu kala ada sebuah hutan di pinggir pantai. Di sana ada air terjun yang sangat indah, deras airnya mengalir menjadi sungai yang merupakan sumber kehidupan semua makhluk di dalam hutan itu. Salah satunya si Siput. Saat itu si Siput belum punya rumah seperti sekarang. Saat Siput sedang berjalan-jalan, ia berkata “Aahh, matahari semakin naik, badanku mulai terasa panas, aku harus mencari tempat berteduh”.
Karena saat terik matahari atau hujan badai para Siput sibuk mencari tempat berlindung, persis seperti yang dilakukan Siput tadi. Siput berkata “Dimana ya aku harus cari tempat berlindung sekarang, panas sekali. Apa aku harus naik ke pohon, di sini tidak ada batu untuk berlindung.”
Sambil berjalan Siput terus mencari tempat untuk berlindung. Kemudian datanglah seorang teman yaitu si Laba-laba. Laba-laba menyapa Siput “Hai siput”. “Hai Laba-laba”, jawab Siput. ” Kamu sedang apa?” tanya Siput. “Aku sedang menunggu mangsa tertangkap di jaringku, Kamu mau kemana Siput?” tanya Laba-laba. “Aku mau mencari tempat berlindung, panas sekali.”
Kemudian Laba-laba meledek Siput. “Haa haaa….Kamu masih sibuk mencari tempat berlindung ya Siput?” tanya Laba-laba. “Iya, kenapa kamu tertawa, temanmu kesusahan harusnya membantu bukannya meledek”, jawab Siput. Laba-Laba berkata “Sebenarnya aku kasihan padamu, kalau panas badanmu kepanasan kalau hujan badai kamu kedinginan. Semoga kamu cepat dapat tempat berlindung yang cocok.
Kemudian siput pun melanjutkan perjalanan mencari tempat berlindung. Saat di perjalanan Siput berkata “Wah apa itu ya, seperti sarang burung yang sudah ditinggalkan. Lalu Siput naik ke atas pohon mendekati sarang itu. Setelah sampai Siputpun masuk dan menempatinya. Tapi tiba-tiba mendung dan terjadi hujan lebat. Sarangnya rusak karena basah. Siput sedih dan memilih meninggalkan sarang itu karean tidak aman saat hujan. Siput berkata “Ah..Aku harus kemana mencari tempat berlindung?”. Kemudian saat itu ia berjalan, dia melihat lubang di bawah pohon, dan berjalan mendekatinya. Siput berkata “Wah apa itu?” ada lubang di bawah pohon spertinya aman untukku berlindung dari panas dan hujan”.
Saat Siput mencoba mendekat batu itu, ternyata itu rumahnya kepiting. Kepiting bertanya “Hai Siput ada apa, ada yang bisa kubantu?”. Siput menjawab ” Oh…hai kepiting, tidak apa-apa aku kira bisa beristirahat di sini, ternyata batu ini rumahmu ya?”. Lalu Siput berjalan lagi sambil terengah-terengah, karena panas. Tiba-tiba ia berhenti karean kaget melihat ada cangkang kerang di depannya. Siput berkata ” Wah ada apa itu, oh cangkang kerang kemana pemiliknya sepertinya kosong.” Aku coba masuk ah… Wah tempat ini nyaman dan bisa ku gendong, aku akan menunggu di sini jika beberapa hari tidak ada yang datang maka ini akan jadi rumahku”.
Setelah menunggu beberapa hari ternyata tidak ada yang datang. Siput pun memutuskan “sudah beberapa hari tidak ada yang datang kalau begitu cangkang ini sekarang milikku”. Siput sangat senanag karena sekarang sudah mempunyai rumah, bahkan rumahnya bisa dibawa kemana-mana, dia bisa berteduh saat hujan atau panas. Bahkan saat ada burung pemangsapun Siput tenang soalnya burung tidak suka dengan cangkang Siput yang keras.
Pesan Moral: janganlah cepat menyerah, terus berusaha untuk mendapatkan apa yang kita cita-citakan.
Sumber cerita diceritakan kembali oleh ananda dan ibunda Albian Robi Wibisono.
Ilustrasi gambar ip.pikbest.com