Jumat, 09 Mei 2025
  • Selamat Datang di Website TK Dharma Wanita Mlopoharjo 1

Bangga Menjadi Anak Petani

Suatu hari di ruang kelas TK guru menanyakan kepada murid-muridnya tentang pekerjaan orang tuanya masing-masing. Guru bertanya satu persatu kepada masing-masing anak. “Anak-anak hari ini bu guru akan bertanya tentang pekerjaaan orang tua kalian ? Coba kalian sebutkan satu persatu ya!”

“Adi, apa pekerjaan ayah kamu”? tanya guru kepada Adi. Adi pun menjawab, “ayahku  bekerja di kantor bu”. Kemudian guru bertanya kepada Ciko yang duduk di samping Adi, “kalau pekerjaan ayah Ciko apa?”. Ciko menjawab dengan keras, “ Polisi bu, kerjanya di kantor polisi”.

Guru melanjutkan bertanya kepada anak lainnya. “Coba sekarang gilirannya Ratih, sebutkan pekerjaan ayah kamu?”. Dengan cepat Ratih menjawab, “ ayahku bekerja jadi satpam bu guru”. Selanjutnya guru bertanya pada Sari yang duduk di samping Ratih, “Kalau pekerjaannya ayahnya Sari apa?”. Dengan suara yang pelan dan malu-malu, Sari pun menjawab pertanyaan guru, “petani bu”. Tiba-tiba Ciko tertawa dan mengejek Sari, “hahaha, petani? kerjanya di sawah ya, pasti kotor dan bau (sambil menutup mulutnya menahan tawa)”.

Sari pun menangis mendengar Ciko menertawakan pekerjaan ayahnya. Kemudian guru menenangkan Sari dan memberi pengertian kepada semua anak. “Sari, sudah ya menangisnya, coba semua dengarkan bu guru. Anak-anak, semua pekerjaan itu mulia. Kita tidak boleh menertawakan pekerjaan apapun itu, termasuk petani. Kita juga tidak boleh menganggap remeh pekerjaan seorang petani. Sekarang bu guru bertanya pada kalian, apa yang kalian makan ketika sarapan tadi?”. Anak-anak pun menjawab bersamaan, “nasi bu”.

Guru membalas jawaban anak-anak, “kalau nasi berasal dari apa?”. Ratih pun menjawab, “beras bu”. Kemudian Adi ikut menjawab, “padi bu”. “Iya benar sekali, nasi berasal dari padi yang telah digiling menjadi beras. Sekarang bu guru ingin bertanya lagi, lalu siapa yang menanam padi? tanya guru pada semua anak. “Petani bu, jawab Adi.

“Nah itu mas Adi tahu, padi yang menanam petani. Jadi tanpa ada petani kita tidak bisa makan nasi. Makanan anak-anak seperti ciki-ciki kesukaan kalian itu juga asalnya dari hasil petani, seperti jagung dan gandum. Petani itu sangat berjasa bagi kita. Orang tua bu guru juga bekerja sebagai petani, bu guru bangga menjadi anak seorang petani. Karena petani itu pekerjaan yang mulia dan berjasa bagi semua orang. Mulai sekarang kalian harus menghargai semua pekerjaan ya, termasuk pekerjaan ayahnya Sari yaitu petani. Kita tidak boleh mengejek pekerjaan ayah teman kita. Sekarang Ciko minta maaf dengan Sari ya!” bu guru meminta Ciko untuk minta maaf dengan Sari.

“Sari, maafin aku ya”, ucap Ciko pada Sari sambil menjulurkan tangannya untuk minta maaf. Sari pun membalas uluran tangan Ciko dan menjawab, “iya”. “Nah begitu, kalian semua tidak boleh saling mengejek lagi ya”, ucap guru.

Guru menguatkan Sari sambil mengelus punggungnya, “Sari, jangan malu lagi ya jika pekerjaan ayahnya seorang petani. Sari harus bangga, karena petani itu pekerjaan yang mulia, pekerjaan yang sangat berjasa bagi semua orang. Karena tanpa petani, kita dan semua orang tidak akan bisa makan nasi”. “Iya bu”, jawab Sari.

“Kalian semua juga harus bangga dengan pekerjaan orang tua kalian masing-masing, tidak boleh malu, karena mereka bekerja keras untuk mencukupi kebutuhan kalian, ya…” ucap guru pada semua anak. Anak-anak pun menjawab, “iya bu guru”. Keadaan ruang kelas pun kembali kondusif, guru melanjutkan pembelajaran yang akan diberikan kepada anak-anak.

Cerita Dwi Hastuti

Ilustrasi gambar animasi pngwing

Post Terkait

6 Okt 2022

Senjata Makan Tuan

0 Komentar

KELUAR